Memiliki mimpi untuk masa depan yang lebih baik, itu adalah sebuah harta yang sangat berharga dalam kehidupan. Inilah yang dimiliki oleh seorang anak berusia 12 tahun bernama Mong Thongdee. Mong Thongdee adalah anak dari seorang imigran yang bekerja sebagai buruh bangunan di Thailand. Penghasilan ayahnya hanya 7 dolar sehari untuk memberi makan keluarganya yang terdiri dari empat orang. Sekalipun begitu, Mong jika besar nanti ingin menjadi seorang pilot.
Anak yang bernama Mong ini adalah seorang juara dalam membuat origami (seni melipat kertas) berbentuk pesawat pada kompetisi nasional di Thailand pada tahun lalu. Pesawat kertas yang dibuat Mong berhasil terbang selama 12.5 detik. Atas kemenangannya itu Mong ditunjuk mewakili Thailand dalam perlombaan yang sama di Jepang. Namun sayang, hal itu tidak semudah yang dibayangkan.
Status Mong sebagai anak imigran, membuatnya tidak bisa mengajukan passport dan visa untuk ke Jepang karena tidak terdaftar sebagai penduduk Thailand. Jika Mong memaksakan pergi ke Jepang, maka ketika Mong kembali ke Thailand dia akan dianggap imigran gelap.
Apa yang dialami Mong yang diangkat oleh media lokal menimbulkan simpati banyak pihak. Hal ini memikat perhatian banyak orang, karena orang-orang yang tidak memiliki status kenegaraan di Thailand diperkirakan jumlahnya sekitar setengah juta jiwa.
Pemberitaan tentang Mong yang kesulitan mendapatkan surat-surat untuk menjadi wakil Thailand membuat para aktivis, pengacara dan masyarakat umum bersuara dan memberikan dukungannya kepada Mong. Hal ini akhirnya menggerakkan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva turun tangan. Akhirnya Mong mendapatkan paspor sementara dan visa ke Jepang selama 90 hari.
Apa yang dicapai Mong ini menjadi inspirasi bagi banyak anak-anak di Thailand terutama kaum imigran dimana mereka tidak boleh menyerah dalam mengejar mimpi mereka. Mong berharap pesawat kertas buatannya bisa terbang selama 17 detik, dan menang.
"Tetapi jika saya tidak menang, saya harap anak-anak lain tidak akan menyerah," demikian ungkap Mong yang duduk disamping ayahnya. Mereka baru akan pergi membeli beberapa celana panjang untuk di bawa Mong ke Jepang. " Saya harap, anak-anak lain bisa menjadi sebaik saya."
Harapan yang disampaikan Mong adalah sesuatu yang luar biasa, pesawat kertasnya membawanya terbang mewakili sebuah Negara yang masih belum mengakuinya sebagai warga Negara. Namun semua halangan tidak menghentikannya, karena dia sedang berlari mengejar mimpinya untuk suatu saat bisa mengendari sebuah pesawat terbang sungguhan.
Sumber : MSNBC